Deretan Profesor Termuda di Dunia, Ada yang Baru Usia 19 Tahun


Deretan Profesor Termuda di Dunia, Ada yang Baru Usia 19 Tahun

Pernah bertemu dengan profesor? Biasanya profesor dikenal dengan kacamata tebal dan usia yang tidak lagi muda.
Menurut syarat pengajuan profesor dalam PermenpanRB No 46 Tahun 2013, seorang profesor harus memiliki gelar doktor atau S3. Ia juga harus memperoleh ijazah S3 paling singkat selama 3 tahun dan memiliki pengalaman kerja sebagai dosen minimal 10 tahun.

Di luar negeri, syarat menjadi profesor di luar negeri hampir sama dengan Indonesia. Gelar profesor di dunia bisa didapatkan apabila orang tersebut memiliki kemampuan akademis yang sangat mumpuni untuk menyandang gelar tersebut.

Tahukah sobat, jika ada beberapa orang yang berhasil menjadi profesor di usia yang masih sangat muda. Termasuk di antaranya ada putra-putri bangsa Indonesia, lho.

4 Profesor Paling Muda di Dunia
1. Alia Sabur
Mengutip dari berita terpercaya, Alia Sabur berhasil meraih gelar profesor ketika usianya baru 19 tahun. Menurut Guinness Books of Records ia merupakan profesor termuda sepanjang sejarah.

Kecerdasan Alia memang luar biasa. Ia dapat berbicara dan membaca ketika berusia 8 bulan. Di usia 5 tahun, ia telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Alia lalu masuk kuliah pada usia 10 tahun. Sehingga pada umur 14 tahun, Alia mendapatkan gelar sarjana sains dalam bidang matematika aplikasi dari University of Stony Brook.

Alia kemudian melanjutkan S2 di University of Drexel dan meraih gelar M.S dan Ph.D dalam sains dan teknik. Alia sempat mengajar di Konkuk University pada tahun 2008.

Tidak hanya pandai di bidang akademik, Alia juga pandai memainkan alat musik dan memiliki sabuk hitam di olahraga taekwondo.

2. Erik Demaine
Erik Demaine menunjukkan kejeniusannya sejak berusia 7 tahun. Saat berusia 12 tahun ia berpetualang ke Amerika Utara bersama ayahnya dan juga mengikuti sekolah jarak jauh.

Pria asal Kanada ini meraih gelar sarjananya dari Dalhousie University Kanada saat berusia 14 tahun. Kemudian di usia 20, ia berhasil menjadi profesor termuda di universitas top dunia Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Melansir dari blog resminya, saat ini Erik juga mengajar jurusan ilmu komputer di MIT. Erik tertarik meneliti algoritma, geometri, dan komputasi dalam game. Uniknya Erik memiliki hobi di bidang seni seperti teater, sulap, origami, dan juggling.

3. Nelson Tansu
Profesor termuda selanjutnya berasal dari Indonesia, ia bernama Nelson Tansu. Melansir dari buku Ilmuwan Indonesia Gapai Citamu, Terangi Negerimu karya Aisyah Khoirunnisa, Nelson Tansu lahir di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 20 Oktober 1977.

Nelson adalah anak kedua di antara tiga bersaudara pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw. Nelson berasal dari keluarga yang mengutamakan pendidikan.

Ia berhasil menempuh pendidikan di Universitas Wisconsin Madison, Amerika Serikat melalui jalur beasiswa. Nelson juga berhasil diangkat sebagai profesor muda di universitas tempat ia menuntut ilmu, sebelum usia 25 tahun.

Penemuan Nelson berputar pada bidang nanoteknologi dan optoelektronika. Salah satu penemuannya dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk membuat laser dan lampu LED. Penggunaan teknologi LED dapat menghemat energi yang sangat besar.

Baca juga: 7 Daftar Tempat Kuliah Teknik Elektro Terbaik di Indonesia Untuk S1

4. Agus Pulung Sasmito
Agus Pulung Sasmito adalah profesor termuda kedua yang berasal dari Indonesia. Ia berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Teknik Fisika.

Agus meraih gelar sarjana pada tahun 2005 dan melanjutkan studinya dengan beasiswa di National University of Singapore (NUS) dan mengambil jurusan Teknik Mesin. Tahun kedua berkuliah, Agus ditawari oleh pembimbingnya untuk melanjutkan jenjang doktoral tanpa menyelesaikan jenjang magister lewat program direct PhD.

Lalu pria asal Wonosobo ini melanjutkan ke jenjang professorship dan menjadi pengajar serta peneliti di McGill University pada tahun 2013 saat berusia 32 tahun.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *